BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Setiap manusia tidak dapat memungkiri bahwa kemajuan
bidang teknologi dan informasi ( IT) telah membawa banyak keuntungan bagi manusia dalam kehidupannya. Karena itu, wajar jika setiap
manusia beranggapan bahwa IT tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal
tersebut telah membawa banyak keuntungan bagi kehidupan manusia salah satunya dalam membantu pekerjaan yang mereka geluti.
Perkembangan teknologi computer (informasi) yang begitu pesat
telah merambah ke berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan
(dan medis) merupakan bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi
adopsi teknologi komputer relatif tertinggal. Sebagai contoh, ketika transaksi
finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam
dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap
perencanaan pengembangan billing system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai
organisasi yang padat modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi
masih merupakan bagian kecil.
Di Amerika Serikat, negara yang relatif maju baik dari sisi
anggaran kesehatan maupun teknologi informasi komputer, rumah sakit rata-rata
hanya menginvestasinya 2% untuk teknologi informasi.
Di sisi yang lain, masyarakat menyadari bahwa
teknologi komputer merupakan salah satu tool penting dalam peradaban manusia
untuk mengatasi (sebagian) masalah derasnya arus informasi. Teknologi informasi
dan komunikasi komputer saat ini adalah bagian penting dalam manajemen
informasi.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas adapun
rumusan masalahnya yaitu:
1.
Apa
pemanfaatan IT dalam pendidikan
kesehatan; media, sosialiasi dan publikasi.
2.
bagaimana
aplikasi IT dalam Pelayanan Rumah Sakit?
3.
Apa
saja jejaring komunikasi dalam pelayanan kesehatan rumah sakit, puskesmas?
4.
Bagaimana
penggunaan IT dalam Rekam Medik?
5.
Apa
saja keuntungan dan kerugian penggunaan IT dalam pelayanan Rumah Sakit?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui apa pemanfaatan IT dalam
pendidikan kesehatan; media, sosialiasi dan publikasi.
2.
Untuk
mengetahui bagaimana aplikasi IT dalam Pelayanan Rumah Sakit.
3.
Untuk
mengetahui apa saja jejaring komunikasi dalam pelayanan kesehatan rumah sakit,
puskesmas.
4.
Untuk
mengetahui bagaimana penggunaan IT dalam Rekam
Medik.
5.
Untuk
mengetahui apa saja keuntungan dan kerugian penggunaan IT dalam pelayanan Rumah
Sakit.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan
makalah ini semoga makalah ini bisa membantu mahasiswa untuk lebih mengetahui
manfaat IT dalam pendidikan kesehatan dan komputerisasi dalam pelayanan RS
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pemanfaatan IT dalam Pendidikan
Kesehatan Medis, Sosialisasi dan Publikasi.
Association of
Education Communication Technology (AECT) memberikan batasan bahwa media
merupakan segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk penyaluran pesan.
Ada
berbagai macam media yang dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan kesehatan
kususnya yang berbasis komputer dan sering dipergunakan antara lain :
1. Termometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan
suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti bahang
dan meter yang berarti untuk mengukur.yang paling umum digunakan adalah
termometer air raksa. Termometer Merkuri adalah jenis termometer yang sering
digunakan oleh masyarakat awam. Merkuri digunakan pada alat ukur suhu termometer
karena koefisien nilainya bisa terbilang konstan sehingga perubahan volume
akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama.
2. Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang
dibuat oleh sebuah elektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan
jantung dalam waktu tertentu. Namanya terdiri atas sejumlah bagian yang erbeda:
elektro, karena berkaitan dengan elektronika, kardio, kata Yunani untuk
jantung, gram, sebuah akar Yunani yang berarti "menulis". Analisis
sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan
informasi diagnostik yang penting.
3. Medical
Check Up atau yang sering kita kenal juga dengan sebutan Medcheck ,adalah salah
satu cara kita menjaga kesehatan diri dan ini adalah salah satu dari investasi
kita dalam hal kesehatan. Dengan melakukan Medcheck dapat diketahui hasil
berbagai fungsi organ tubuh kita ,semisal fungsi hati ,fungsi ginjal ,fungsi
jantung dsb.
Tujuan
Melakukan MEDCHECK
•
Mencegah berkembangnya penyakit
•
Melakukan pengobatan segera
•
Mencegah/menunda komplikasi
•
Memperpanjang usia produktif
•
Meningkatkan kualitas hidup
•
Memperpanjang usia harapan hidup
•
Menghemat biaya pengobatan
Berbagai Media yang
Berperan dalam Sosialisasi dan Publikasi dalam Bidang Pendidikan
Yang
dimaksud dengan media pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah alat bantu
pendidikan (AVA). Disebut media pendidikan karena alat-alat tersebutmerupakan
alat saluran (channel) untuk menyampaikan kesehatan karena alat-alattersebut
digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagimasyarakat
atau klien.Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan
(media), mediaini dibagi menjadi 3, yakni :
a. Media
cetak
b. Media
elektronik
c. Media
papan (bill board)
Kesehatan
mereka sendiri tetapi juga memotivasi mereka sehingga meneruskan informasi
kesehatan kepada anggota masyarakat yang lain.Alat peraga akan membantu dalam
melakukan penyuluhan, agar pesan-pesankesehatan dapat disampaikan lebih jelas
dan masyarakat sasaran dapat menerima pesan orang tersebut dengan jelas dan
tetap pula. Dengan alat peraga, orang dapatlebih mengerti fakta kesehatan yang
dianggap rumit sehingga mereka dapatmenghargai betapa bernilainya kesehatan itu
bagi kehidupan.Macam-macam alat bantu pendidikan dibagi menjadi 3, yaitu:
- Alat
Bantu Lihat (Visual Aids) Alat ini berguna didalam membantu menstimulasi
indera mata (penglihatan) padawaktu terjadinya proses pendidikan. Alat ini
ada 2 bentuk :
a. Alat
yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip, dan sebagainya.
b. Alat-alat
yang tidak diproyeksikan yaitu dimensi, gambar, peta, bagan, dan sebagainya.
dan d imensi misal bola dunia, boneka, dan sebagainya.
- Alat-Alat
Bantu Dengar (Audio Aids) Ialah alat yang dapat membantu menstimulasi
indera pendengar pada waktu proses penyampaian bahan pendidikan /
pengajaran. Misalnya piringan hitam, radio, pita suara, dan sebagainya.
- Alat
Bantu Lihat-Dengar Merupakan alat bantu yang dapat digunakan untuk
menginterpretasikan indra penglihatan dan pendengaran melalui mata dan
telinga seperti televisi dan videocassette. Alat-alat bantu pendidikan ini
lebih dikenal dengan Audio Visual Aids(AVA).
Media
Elektronik Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan
atauinformasi-informasi kesehatan, jenisnya berbeda-beda antara lain :
a. Televisi
Penyampaian pesan atau informasi-informasi kesehatan melalui media
televisidapat dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi atau tanya jawab
sekitar masalah kesehatan, pidato (ceramah), TV spot, quiz atau cerdas cermat,
dansebagainya.
b. Radio
Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui radio juga dapat
berbentuk macam-macam antara lain obrolan (tanya jawab), sandiwara
radio,ceramah, radio spot, dan sebagainya.
c. Video
Penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan dapat melalui video.
d. Slide
slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasikesehatan.
e. Film
strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan.
B.
Aplikasi IT dalam Pelayanan Rumah
Sakit
Salah satu contoh aplikasi teknologi informasi di bidang
kesehatan adalah dengan mengimplementasikan suatu sistem jaringan kesehatan
global dalam satu komunitas, yang dapat berbasis pada LAN (Local Area Network),
MAN (Metropolitan Area Network) maupun WAN (Wide Area Network), yang
menghubungkan beberapa pusat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit.
Salah satu contoh pemanfaatannya
adalah Teknologi informasi berupa Sistem Computerized Axial Tomography (CAT)
berguna untuk menggambar struktur bagian otak dan mengambil gambar seluruh
organ tubuh yang tidak bergerak dengan menggunakan sinar-X. Sedangkan untuk
yang bergerak menggunakan sistem Dynamic Spatial Reconstructor (DSR) yang dapat
digunakan untuk melihat gambar dari berbagai sudut organ tubuh. Data-data ini
kemudian akan digunakan oleh dokter atau praktisi medis sebagai dasar penegakan
diagnosis maupun aktivitas pemeriksaan.
Untuk hal administratif pada suatu
rumah sakit teknologi informasi digunakan untuk menangani transaksi yang
berhubungan dengan karyawan, juru medis, dan pasien. Sebagai contoh, ketika
transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar
dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap
perencanaan pengembangan billing system.
Sekarang ini sudah banyak rumah
sakit yang menerapkan sistem informasi untuk memberikan kepuasan pelayanan
terhadap masyarakat. Teknologi informasi telah banyak diaplikasikan misalnya,
rekam medis elektronis telah diterapkan untuk mendukung pelayanan rawat inap,
rawat jalan maupun rawat darurat. Berbagai hasil pemeriksaan laboratoris baik
berupa teks, angka maupun gambar (seperti patologi, radiologi, kedokteran
nuklir, kardiologi sampai ke neurologi sudah tersedia dalam format elektronik.
Sedangkan pada bagian rawat intensif
teknologi informasi digunakan untuk mengcapture data secara langsung dari
berbagai monitor dan peralatan elektronik. Sistem pendukung keputusan (SPK)
juga sudah diterapkan untuk membantu dokter dan perawat dalam menentukan
diagnosis, pemberitahuan riwayat alergi, pemilihan obat serta mematuhi protokol
klinik. Dengan kelengkapan fasilitas elektronik, dokter secara rutin
menggunakan komputer untuk menemukan pasien, mencari data klinis serta memberikan
instruksi klinis. Namun demikian, bukan berarti kertas tidak digunakan. Dokter
masih menggunakannya untuk mencetak ringkasan data klinis pasien rawat inap
sewaktu melakukan visit. Di bagian rawat jalan, ringkasan klinis tersebut
dicetak oleh staf administratif terlebih dahulu.
C.
Jejaring Komunikasi dalam Pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit, Puskesmas
Pengertian sistem rujukan menurut Sistem
Kesehatan Nasional Depkes RI 2009, merupakan suatu sistem penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik
terhadap satu/lebih kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dari
unit berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal
antar unit-unit yang setingkat kemampuannya. Sistem rujukan upaya keselamatan
adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan
terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal-balik atas masalah yang
timbul baik secara vertikal (komunikasi antara unit yang sederajat) maupun
horizontal (komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah) ke
fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan tidak
dibatasi oleh wilayah administrasi. Syarat syarat tertentu harus dipenuhi
sebelum system rujukan dapat berfungsi secara tepat, seperti:
1.
Kesadaran
masyarakat dalam masalah kesehatan
2.
Petugas
kesehatan harus memiliki pengetahuan yang adekuat dalam strategi pendekatan
resiko dan system rujukan.
3.
Setiap
unit obstetric harus memiliki peralatan yang tepat.
4.
Komunikasi
dan transportasi yang mudah harus tersedia.
Tujuan umum sistem rujukan adalah untuk
meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan kesehatan secara terpadu
Tujuan khusus sistem rujukan adalah:
a.
Meningkatkan
kemampuan puskesmas dan peningkatannya dalam rangka menangani rujukan kasus
“resiko tinggi” dan gawat darurat yang terkait dengan kematian ibu maternal dan
bayi.
b.
Menyeragamkan
dan menyederhanakan prosedur rujukan di wilayah kerja puskesmas
Keberadaan jaringan komunikasi ini diharapkan akan memberi
banyak manfaat dan kemudahan bagi fasilitas kesehatan (seperti RS, klinik dan
puskesmas) untuk menjalankan pengelolaan keuangannya dan proses penggantian
biaya, sehingga dapat memberikan layanan kesehatan terbaiknya kepada para
pasien. “Nantinya proses pendaftaran
kepesertaan BPJS Kesehatan juga dapat dilakukan di fasilitas kesehatan dengan
memanfaatkan jaringan komunikasi ini
Sementara untuk BPJS Ketenagakerjaan, saat ini proses
pendaftaran dan pencairan klaimnya selain dapat dilakukan di 121 kantor BPJS
Ketenagakerjaan di seluruh Indonesia, juga bisa dilakukan di BRI tepatnya di
500 titik JSPO (Jamsostek Service Point Office) yang merupakan hasil kerjasama
BPJS Ketenagakerjaan dengan BRI pada 497 Kabupaten/Kota yang terdapat di kantor
unit kerja BRI di seluruh Indonesia; selain itu BRI juga melayani pembayaran
premi di seluruh unit kerja BRI, di lebih 18 ribu ATM BRI, melalui Internet
banking dan Mobile Banking BRI. BRI bersama BPJS menandatangani
Perjanjian Kerjasama Layanan Pendaftaran Kepesertaan Aktif dan Penyediaan
Jaringan Komunikasi Data Pada Fasilitas Kesehatan yang telah Bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan
D. Penggunaan
IT dalam Rekam Medik
Pemanfaatan
komputer sebagai sarana pembuatan dan pengiriman informasi medis merupakan
upaya yang dapat mempercepat dan mempertajam bergeraknya informasi medis untuk
kepentingan ketepatan tindakan medis. Namun di sisi lain dapat menimbulkan
masalah baru di bidang kerahasiaan dan privacy pasien. Bila data medis pasien
jatuh ke tangan orang yang tidak berhak, maka dapat terjadi masalah hukum dan
tanggung-jawab harus ditanggung oleh dokternya atau oleh rumahsakitnya.
Untuk
itu maka standar pelaksanaan pembuatan dan penyimpanan rekam medis yang selama
ini berlaku bagi berkas kertas harus pula diberlakukan pada berkas elektronik.
Umumnya komputerisasi tidak mengakibatkan rekam medis menjadi paperless, tetapi
hanya menjadi less paper. Beberapa data seperti data identitas, informed
consent, hasil konsultasi, hasil radiologi dan imaging harus tetap dalam bentuk
kertas (print out). Konsil Asosiasi Dokter Sedunia di bidang etik dan hukum
menerbitkan ketentuan di bidang ini pada tahun 1994. Beberapa petunjuk yang
penting adalah :
- Informasi
medis hanya dimasukkan ke dalam komputer oleh personil yang berwenang.
- Data
pasien harus dijaga dengan ketat. Setiap personil tertentu hanya bisa
mengakses data tertentu yang sesuai, dengan menggunakan security level
tertentu.
- Tidak
ada informasi yang dapat dibuka tanpa ijin pasien. Distribusi informasi
medis harus dibatasi hanya kepada orang-orang yang berwenang saja.
Orang-orang tersebut juga tidak diperkenankan memindahtangankan informasi
tersebut kepada orang lain.
- Data
yang telah “tua” dapat dihapus setelah memberitahukan kepada dokter dan
pasiennya (atau ahli warisnya).
- Terminal
yang on-line hanya dapat digunakan oleh orang yang berwenang.
Rekam medis yang berbentuk kertas umumnya disimpan di Bagian
Rekam Medis. Orang yang akan mengaksesnya harus menunjukkan kartu pengenal atau
surat ijin dari direksi atau pejabat yang ditunjuk. Tetapi, sekali rekam medis
ini keluar dari “sarangnya”, petugas rekam medis tidak dapat lagi
mengendalikannya. Mungkin saja rekam medis ini dikopi, diedarkan, dll.
Komputerisasi rekam medis harus menerapkan sistem yang
mengurangi kemungkinan kebocoran informasi ini. Setiap pemakai harus memiliki
PIN dan password, atau menggunakan sidik jari atau pola iris mata sebagai
pengenal identitasnya. Data medis juga dapat dipilah-pilah sedemikian rupa,
sehingga orang tertentu hanya bisa mengakses rekam medis sampai batas tertentu.
Misalnya seorang petugas registrasi hanya bisa mengakses
identitas umum pasien, seorang dokter hanya bisa mengakses seluruh data milik
pasiennya sendiri, seorang petugas “billing” hanya bisa mengakses informasi
khusus yang berguna untuk pembuatan tagihan, dll. Bila si dokter tidak mengisi
sendiri data medis tersebut, ia harus tetap memastikan bahwa pengisian rekam medis
yang dilakukan oleh petugas khusus tersebut telah benar.
Sistem juga harus dapat mendeteksi siapa dan kapan ada orang
yang mengakses sesuatu data tertentu (footprints). Di sisi lain, sistem harus
bisa memberikan peluang pemanfaatan data medis untuk kepentingan auditing dan
penelitian. Dalam hal ini perlu diingat bahwa data yang mengandung identitas
tidak boleh diakses untuk keperluan penelitian. Kopi rekam medis juga hanya
boleh dilakukan di kantor rekam medis sehingga bisa dibatasi peruntukannya. Suatu
formulir “perjanjian” dapat saja dibuat agar penerima kopi berjanji untuk tidak
membuka informasi ini kepada pihak-pihak lainnya.
Pengaksesan rekam medis juga harus dibuat sedemikian rupa
sehingga orang yang tidak berwenang tidak dapat mengubah atau menghilangkan
data medis, misalnya data jenis “read-only” yang dapat diaksesnya. Bahkan orang
yang berwenang mengubah atau menambah atau menghilangkan sebagian data, harus
dapat terdeteksi “perubahannya” dan “siapa dan kapan perubahan tersebut
dilakukan”.
Masalah hukum lainnya adalah apakah rekam medis elektonik
tersebut masih dapat dikategorikan sebagai bukti hukum dan bagaimana pula
dengan bentuk elektronik dari informed consent ? Memang kita menyadari bahwa
berkas elektronik juga merupakan bukti hukum, namun bagaimana membuktikan
ke-otentik-annya? Bila di berkas kertas selalu dibubuhi paraf setiap ada
perubahan, bagaimana dengan berkas elektronik?
Di sisi lain, komputerisasi mungkin memberikan bukti yang
lebih baik, yaitu perintah jarak jauh yang biasanya hanya berupa per-telepon
(tanpa bukti), maka sekarang dapat diberikan lewat email yang diberi
“signature”.
E.
Keuntungan dan Kerugian Penggunaan
IT dalam Pelayanan Rumah Sakit.
Keuntungan
Perkembangan teknologi dapat membuka
banyak lapangan pekerjaan baru,sehingga sumber daya manusia dapat berperan,baik
tenaga maupun pikiran.Perkembangan teknologi mempunyai dampak positif,yaitu
terpenuhinya kebutuhan manusia akan kemakmuran materi,kemudahan serta manusia
dapat mendayagunakan sumber daya alam lebih efektif dan efisien.
Teknologi yang semakin berkembang
menuntut sebuah realisasi yang berdampak positif terhadap kehidupan manusia
khusunya di bidang kesehatan. Berikut ini merupakan beberapa yang kita ketahui
dan lazim kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
- Ditemukannya
mikroskop, sinar-X, antibiotik, obat-obat bius, transplantasi vaksinasi
bidang kedokteran dan pengobatan
dalam rangka peningkatan kesehatan masyarakat telah maju dengan pesat.
Penemuan dalam bidang-bidang tersebut telah membebaskan manusia dari
bahaya maut, akibat penyebaran wabah penyakit yang mengerikan
seperticacar, pes, malaria, TBC, tumor, kanker, dan lain-lain.
- Ditemukannya
alat-alat pengganti organ tubuh manusia yang telah rusak. Misalnya mata
(baik mata buatan maupun donor mata), ginjal dan jantung.
- Diketemukannya
keahlian dalam bidang operasi plastik, sehingga hidung yang pesek dapat
menjadi mancung, dan lain-lain.
- Diketemukannya
tata menu makan setiap hari. Dengan diketemukannya cara ini, sebagian
besar masyarakat telah mengatur menu makan dengan zatvitamin sehingga
dapat memperlambat keausan setiap organ tubuh manusia dengan begitu akan
memberi kesempatan untuk lebih lama.
- Diketemukannya
peralatan untuk mengolah sampah dan limbah sehingga sampah dan limbah
tidak lagi mengganggu kelangsungan hidup manusia. Sehingga dengan
bukti-bukti tersebut maka perkembangan teknologi dapat dianggap memiliki
banyak dampak positif yang meluas dan berlaku secara umum di masyarakat. Dengan
adanya perkembangan teknologi seperti ini, berbagai upaya pencegahan dan
pemberantasan terhadap kemungkinan penyakit yang dapat menyerang manusia
seketika. Menurut penelitian penyakit menular dapat disebabkan oleh
bakteri, cacing dan jamur. Dengan menggunakan mikroskop elektron dapat
diketahui proses perkembangbiakan suatu bakteri. Dengan demikian timbullah
suatu usaha pemberantasan penyakit menular dengan beberapa cara
diantaranya :
a
Melokalisasi
dan memberikan pengobatan yang tuntas terhadap penderita penyakit menular.
b
Dengan
teknologi dan faslitas pengobatan yang memadai dapat digunakan untuk
memberantas penyakit menular.
Kerugian
Kemampuan teknologi dalam mengatasi
berbagai permasalahan kesehatan tidak menutup kemungkinan juga akan menimbulkan
dampak negatif. Yaitu timbulnya penyakit-penyakit baru, baik langsung maupun
tidak langsung.
1.
Efek
radiasi yang berpotensi menghasilkan penyakit baru
Salah satu contoh adalah penyakit
kanker yang kita ketahui bersama bahwa hingga saat ini penyakit tersebut belum
memiliki obat yang bisa mendeteksi hingga tercapainya suatu kesembuhan yang
sempurna bagi para penderitanya. Selain itu unsur zat radioaktiv yang digunakan
untuk mengobati penderita kanker juga dapat menimbulkan radiasi yang berbahaya,
dan tentunya hal tersebut menjadi cikal bakal suatu penyakit baru yang
berbahaya. Begitu halnya dengan alat komunikasi yang sering kita gunakan.
Sejumlah penelitian yang dilakuan menunjukkan radiasi telepon genggam berakibat
buruk terhadap tubuh manusia. Misalnya meningkatkan risiko terkena tumor
telinga dan kanker otak, berpengaruh buruk pada jaringan otak, merusak dan
mengurangi jumlah sperma hingga 30 persen, mengakibatkan meningioma, neurinoma
akustik, acoustic melanoma, dan kanker kelenjar ludah.
Begitu pula dengan halnya computer
yang beregenerasi menadi laptop. Mata adalah organ tubuh yang paling mudah
mengalami penyakit akibat kerja, karena terlalu sering memfokuskan bola mata ke
layar monitor. Tampilan layar monitor yang terlalu terang dengan warna yang
panas seperti warna merah, kuning, ungu, oranye akan lebih mempercepat
kelelahan pada mata. Selain dari itu, pantulan cahaya (silau) pada layar
monitor yang berasal dari sumber lain seperti jendela, lampu penerangan dan
lain sebagainya, akan menambah beban mata.
2.
Efek
ketergantungan
Teknologi yang kian berkembang juga
dapat menimbulkan timabl balik yang bersifat begatif seperti sifat
ketergantungan. Para pengkonsumsi obat antibiotik yang banyak beredar di
masyarakat ternyata tidak semata-mata hanya mengurangi keluhan yang ada tetapi
juga menimbulkan ketergantungan dengan intensitas yang berbeda-beda dari
masing-masing jenis antibiotik. Tidak hanya sampai pada hal tersebut, akan
tetapi timbul suatu kemungkian yang menyebabkan penyakit tersebut memiliki
tingkat kekebalan terhadap antibiotik
tertentu.
Pengaruh negatif lain bagi anak,
adalah kecendrungan munculnya ‘kecanduan’ anak pada komputer. Kecanduan bermain
komputer ditengarai memicu anak menjadi malas menulis, menggambar atau pun
melakukan aktivitas sosial.
3.
Kesalahan
Persepsi Diyakini Oleh Masyarakat
Efek negatif yang juga dapat timbul
karena kesalahan dari persepsi masyarakat dalam
mengkaji suatu pengetahuan yang ia
dapatkan. Salah satu contoh yang terjadi di kalangan masyarakat adalah maraknya
keinginan para penikmat kolesterol berlebih. Mereka memiliki anggapan yang
mengatakan bahwa untuk mngurangi berat badan maka salah satu hal yang harus
dilakukan adalah mengurangi jumlah porsi serta kuantiatas makanan yang
dikonsumsi. Dengan tidak mengkonsumsi nasi dibeberapa periode tertentu serta
menggantikannya dengan makanan yang memiliki kadar karbohidrat yang lebih
rendah. Ini merupakan suatu persepsi yang kurang benar di mata peneliti dan
pakar nutrisi. Bahwa yang dimaksud sebagai solusi untuk mengurangi kadar kolesterol
adalah disebutkan oleh pakat nutrisi untuk mengatur pola makan dengan
memperhitungkan takaran nutrisi sesuai dengan kebutuhan energi oleh tubuh. Maka
dari hal tersebut, persepsi masyarakat juga menentukan bagaimana penerapan
teknologi yang sedemikian modern tersebut dapat bermanfaat bagi kehidupan
masyarakat
4.
Proses
Publikasi Perangkat Kesehatan yang Tidak Tepat
Sebuah kalkulator online yang dikembangkan periset umur
panjang di Sekolah Kedokteran Harvard dan Pusat Kedokteran Boston yang
dialamatkanwww.livingto100. com, di publikasikan begitu saja kepada masyarakat.
Hal ini akan membawa dampak buruk terhadap masyarakat yang meyakini bahwa hasil
perhitungan kalkulator tersebut benar adanya. Maka secara psikologis akan
mempengaruhi harapan untuk tetap hidup sejahtera. Berbahagia bagi mereka yang
tercatat memiliki umur yang panjang, tidak bagi yang tercatat sebaliknya.
5.
Kerahasiaan
Seseorang Tidak Terjamin
Majunya peradaban teknologi juga tidak menjamin bahwa
penggunanya merasa aman atau terlindungi terhadap sesuatu yang berhubungan
dengan privasi. Sekarang telah diciptakan pula perangkat lunak yang bisa
mengukur risiko kanker payudara bagi wanita. Pasien bisa mengirim email untuk
meminta rekaman medik ke dokter . Namun hal ini masih dinilai memiliki permaslahan
yang kaitannya dengan privasi pasien dan keamanan data tersebut.
6.
Terganggunya
Syaraf
Sara manusia merupakan organ vital yang perlu dilindungi.
Namun teknologi juga menunjukkan indikasi bahwa dalam hal ini berbahaya bagi
stabilitas syaraf. Slah satu contoh printer yang menggunakan sistim buble jet
kebisingannya relatif lebihrendah bila dibandingkan dengan printer sistim dot
matrix. Saat ini printer yang paling rendah kebisingannya adalah sistim laser
printer. Kebisingan yang tinggi dapat mempengaruhi syaraf manusia dan hal ini
dapat berakibat pada kelelahan maupun rasa nyeri. Adapun batas kebisingan yang
diizinkan untuk bekerja selama kurang dari 8 jam per hari adalah 80 dB.
Sedangkan ruang kerja yang ideal adalah dengan kebisingan sekitar 40 - 50 dB.
Apabila di dalam ruang kerja terdapat mesin pendingin (AC), maka kebisingan
akan bertambah selain dari suara printer.
7.
Repetitive
Strain Injury (RSI)
RSI merupakan sebuah terminologi yang mengacu pada beberapa
variasi keluhan kerangka otot (musculoskeletal). Ini menyangkut keluhan yang
dikenal dengan sakit urat otot. RSI meliputi gangguan lengan atas berkaitan
dengan kerja (Work-Related Upper Limb Disorders) dan luka penggunaan berlebihan
yang berhubungan dengan kerja (Occupational Overuse Injuries). Keluhan ini
terutama diderita oleh para pekerja dengan posisi duduk yang statis saat
menggunakan komputer atau menggunakan gerakan tangan yang berulang (repetitive)
setiap hari, beban kerja yang statis (seperti menggenggam mouse), membiarkan
lengan membengkok, dan sejenisnya dalam waktu yang cukup lama. Ini akan
bertambah buruk jika tempat kerja tidak didesain secara ergonomis, misalnya
posisi keyboard dan layar monitor yang terlalu tinggi atau terlampau rendah,
kursi tidak menopang badan untuk duduk tegak, dan sebagainya. Gejala awal RSI
dapat muncul pada berbagai tempat dari pangkal lengan hingga ke ujung tangan.
Gejala yang menjadi tanda peringatan menyangkut:
a. Kesulitan membuka dan menutup tangan
b. Otot tangan terasa kaku (misalnya
hingga kesulitan mengancing baju)
c. Kesulitan menggunakan tangan (untuk
membalik halaman buku, memutar tombol atau bahkan memegang mug)
d. Bangun dengan rasa sakit di
pergelangan tangan atau mati rasa di tangan, terutama di awal pagi hari. Tangan
terasa dingin, tangan gemetar (tremor) dan tangan terasa canggung, bergetar
atau bahkan mati rasa.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Pemanfaatan
IT dalam pendidikan kesehatan meliputi termometer, Elektrokardiogram (EKG) dan Medical Check Up. Berdasarkan fungsinya
sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan (media), mediaini dibagi menjadi 3,
yakni media cetak, media elektronik dan
media papan (bill board). Salah
satu contoh pemanfaatannya adalah Teknologi informasi berupa Sistem
Computerized Axial Tomography (CAT) berguna untuk menggambar struktur bagian
otak dan mengambil gambar seluruh organ tubuh yang tidak bergerak dengan
menggunakan sinar-X. Keuntungan IT di bidang kesehatan yaitu ditemukannya
mikroskop, sinar-X, antibiotik, obat-obat bius, transplantasi vaksinasi bidang
kedokteran dan pengobatan dalam rangka
peningkatan kesehatan masyarakat telah maju dengan pesat. Kerugiannya efek radiasi
yang berpotensi menghasilkan penyakit baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar