Senin, 22 September 2014

DISTANCE LEARNING, SIMULATION, TELECONFRENCE

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Education merupakan perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan (McLeod, 1989 dalam  Syah, 2000). Rendahnya akses pendidikan, mahalnya biaya pendidikan, dan pengorbanan yang harus dikeluarkan seperti harus meninggalkan pekerjaan menyebabkan banyak tenaga kesehatan yang belum mempunyai  kesempatan untuk belajar secara formal. Proses belajar seyogyanya berlangsung sejak dari lahir sampai akhir hayat, atau lebih sering dikenal dengan life long learner (Jones, 2004). Metode distance learning merupakan salah satu metode belajar secara mandiri dan terus menerus.
Distance Learning yang terkenal dengan sebutan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), merupakan sebuah model pembelajaran solutif dari kegiatan belajar mengajar yang terkendala waktu, tempat, dan sumber daya manusia. Perlu disepakati terlebih dahulu bahwa model pembelajaran jarak jauh bisa dibagi dalam beberapa bagian. Bagian pertama adalah pembelajaran jarak jauh dalam lingkup e-learning, yaitu sebuah media on-line yang memiliki sumber untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar berbasis teknologi informasi melalui internet. Sistem ini dapat berisi materi buku, modul ajar, soal-soal latihan, dan forum diskusi.
Bagian kedua adalah pembelajaran dalam bentuk pelatihan jarak jauh. Selain ada buku atau modul ajar, latihan soal dan test on-line, sistem ini biasanya tetap menerapkan adanya proses tatap muka dalam proses belajar mengajarnya, sehingga kompetensi keterampilan dalam pelatihan ini diharapkan memiliki kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penjagaan kualitas pelatihan karena diakhir pembelajaran model tersebut akan diberikan sertifikat sebagai tanda kelulusannya
Berdasarkan masalah kesehatan yang ada dan adanya kesenjangan  sumber daya tenaga kesehatan maka penulis memaparkan salah satu alternatif cara peningkatan pengetahuan tenaga kesehatan dengan memanfaatkan media teknologi. Berikut akan dipaparkan konsep pembelajaran distance learning, langkah-langkah mengakses, manfaat, kelemahan dan implikasi pemanfaatan proses pembelajaran distance learning, simulation, teleconference dalam pendidikan kesehatan untuk tenaga  kesehatan khususnya tenaga perawat.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah  yang dapat kami kaji dalam makalah ini yaitu:
  1. Bagaimana sejarah pembelajaran jarak jauh (distance learning, simulation, teleconference?
  2. Apakah yang dimaksud dengan distance learning, simulation, teleconference?
  3. Siapa saja peran-peran utama dalam distance learning?
  4. Bagaimana proses pembelajaran distance learning, simulation, teleconference?
  5. Apa saja manfaat distance learning, simulation, teleconference?
  6. Apa saja kelemahan distance learning, simulation, teleconference?
  7. Apa implikasi pemanfaatan proses pembelajaran distance learning, simulation, teleconference dalam pendidikan kesehatan untuk tenaga  kesehatan khususnya tenaga perawat.





C.    Tujuan Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini, adapun tujuan yang hendak dicapai penulis yaitu:
  1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah pembelajaran jarak jauh (distance learning, simulation, teleconference.
  2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan distance learning, simulation, teleconference.
  3. Untuk mengetahui iapa saja peran-peran utama dalam distance learning
  4. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran distance learning, simulation, teleconference.
  5. Untuk mengetahui apa saja manfaat distance learning, simulation, teleconference.
  6. Untuk mengetahui apa saja kelemahan distance learning, simulation, teleconference.
  7. Untuk mengetahui apa implikasi pemanfaatan proses pembelajaran distance learning, simulation, teleconference dalam pendidikan kesehatan

D.    Metode Penulisan
Metode yang kami gunakan dalam menulis makalah ini, yaitu :
1.      Metode Kepustakaan
Adalah metode pengumpulan data yang digunakan penulis dengan mempergunakan buku atau refrensi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas
2.      Metode Media Informatika
Adalah metode dengan mencari data melalui situs-situs di internet



BAB II
DISTANCE LEARNING, SIMULATION, TELECONFRENCE

A.    Sejarah Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning, Simulation, Teleconfrence
Distance learning” dikembangkan pertama kali di Amerika Serikat, Perancis, Jerman, dan Inggris pada pertengahan tahun 1800. Pada tahun 1840, Sir Isac Pitman mengajar jarak jauh menggunakan surat. Dan pada tahun 1980 an, International Correspondence Schools (ICS) membangun metode perkuliahan “home-study courses” yang pada saat itu dikarenakan faktor kemananan pada era itu. Pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kategori :
1.      Sistem berbasis video mulai muncul tahun 1960-an dimana ketika itu merupakan era meluasnya kepemilikan televisi. Dengan merekam materi belajar ke dalam kaset video dan diputar pada stasiun-stasiun televisi, sistem ini memiliki jangkauan geografis yang cukup besar. Salah satu kelemahan sistem ini adalah kurangnya interaksi dan komunikasi dua arah antara pengajar dan peserta.
2.      Sistem berbasis data dapat kita klasifikasikan dalam dua kategori : groupware dan internet. Pada groupware, biasanya menggunakan perangkat lunak yang termasuk dalam kategori computer-supported coorperative (cscw), dimana melalui perangkat lunak ini, sudah tersedia layanan seperti electronic messaging, data conferencing, dan messaging gateways.

B.     Pengertian Distance Learning, Simulation, Teleconference.
Distance learning, simulation, teleconfrence mempunyai beberapa definisi antara lain :
1.      Dikemukakan oleh Keegan, D.1995,”distance education & training result from the technological separation of teacher & learner which frees the student from the necessity of traveling to “a fixed place, at a fixed time, to meet a fixed person, in order to be trained”.
2.      Distance Learning atau pembelajaran jarak jauh, adalah bidang pendidikan yang berfokus pada pedagogi, teknologi, dan desain sistem instruksional yang bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada para siswa yang tidak secara fisik "di situs" di kelas tradisional atau kampus. Ini telah digambarkan sebagai "suatu proses untuk membuat dan menyediakan akses untuk belajar ketika sumber informasi dan peserta didik dipisahkan oleh waktu dan jarak, atau keduanya".
3.      Teleconference adalah pertemuan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang dilakukan melewati telefon atau koneksi jaringan. Pertemuan tersebut bisa menggunakan suara (audio conference) atau menggunakan audio-video (video conference) yang memungkinkan peserta konferensi saling melihat dan mendengar apa yang dibicarakan, sebagaimana pertemuan biasa. Sistem telekomunikasi dapat mendukung teleconference karena menyediakan satu atau lebih dari berikut ini: audio, video, dan / atau layanan data oleh satu atau lebih berarti, seperti telepon, komputer , telegraf, teletip, radio, dan televisi.
4.      Simulation adalah sumber pembelajaran yang berupaya memodelkan virtual reality dalam upaya mengilustrasikan obyek pendidikan tertentu. Digunakan untuk mengembangkan case study, dan mungkin juga melibatkan clip audio dan clip video dan role play, grafik berbasis web.

C.    Peran-peran Utama dalam Distance Learning
1.      Siswa (student), peran utama dari siswa disini adalah belajar. Dalam proses pembelajaran jarak jauh ini tetap diperlukan keadaan yang baik, motivasi, perencanaan, dan kemampuan untuk menganalisa materi perkuliahan, tugas, dan tes yang diberikan seorang instruktur kepada siswa.
2.      Kampus (faculty), kesuksesan dari sistem pembelajarasn jarak jauh ini sangat ditentukan oleh kampus. Pada sistem kelas tradisional, tanggung jawab seorang isntruktur adalah memberikan materi kursus dan memberikan keperluan yang dibutuhkan siswa. Hal yang menarik adalah penyesuaian kemampuan mengajar secara jarak jauh. Seorang instruktur harus mampu membuat sistem pemahaman yang mudah, mengadaptasikan cara mengajar antara sistem kelas tradisional dengan teknologi dari sistem pembelajaran jarak jauh.
3.      Fasilitator sebagai jembatan antara siswa dengan pengajar. Agar efektif maka fasilitator harus mampu menganalisa kebutuhan-kebutuhan antara siswa dengan pengajar.
4.      Staff pendukung (support staff), secara individual bagian ini tidak begitu menonjol, tetapi pada sistem pembelajaran jarak jauh secara luas, fungsi dari support service sangat menentukan dari kesuksesan distance learning, yang antara lain adalah dalam sistem pendaftaran mahasiswa (regsitration), penggandaan dan penyebaran materi, pengaturan jadwal (schedulling), pemrosesan laporan penilaian (grades), pengaturan hal teknis, dan lain sebagainya.
5.      Administrator, meskipun fungsi administrator sangat berpengaruh pada perencanaan awal sistem distance learning, tapi administrator juga berperan sebagai consensus builder, pengambil keputusan (decision maker), refree. Administrator bekerja secara personal dan memastikan resource dan teknologi yang ada dapat bekerja secara baik dan efektif, dan selalu bertanggung jawab dalam memaintenance sistem.

D.    Proses Pembelajaran Distance Learning, Simulation, Teleconference.
Proses pembelajaran distance learning menggunakan media teknologi dan bertujuan meningkatkan proses pembelajaran. Proses distance learning bisa secara synchronous, di mana pengajar dan peserta didik dapat berinteraksi dalam waktu yang sama walaupun tidak dalam satu tempat, seperti contohnya teleconference.
Sedangkan Asynchronous, peserta didik berinteraksi dapat pada waktu yang tidak sama dan tempat yang tidak sama juga, contohnya media Compact-disk (CD), dan e-learning. Distance learning juga dapat memperluas jangkauan dan jumlah peserta didik (Kozlowski, 2002).
Proses pembelajaran dengan distance learning berbasis teknologi berlangsung sebagai berikut:
                                                                     
            Learning Management System (LMS) merupakan lingkungan pembelajaran yang digunakan oleh pengajar dan peserta didik. Tempat pelaksanaannya pada Learning Support Center (LSS). Dengan adanya LMS ini pengajar dapat memasukkan materi pembelajaran baik, tugas, forum diskusi, dan evaluasi, sedangkan peserta didik dapat men-download materi, berdiskusi dengan pengajar dan teman. Dengan sistem ini sharing informasi dan sharing pengetahuan tidak bersifat hanya vertikal artinya tidak hanya dari pengajar tetapi juga dari peserta didik

E.     Manfaat Distance Learning, Simulation, Teleconference.
Menurut Soekartawi (2005), ada beberapa manfaat dari pembelajaran jarak jauh (distance learning), diantaranya adalah:
1.      Pembelajaran dapat dilakukan dengan sifat terbuka, fleksibel dan tidak terbatas oleh waktu. Lama waktu belajar juga bergantung pada kemampuan masing-masing pembelajar. Pembelajar dapat menentukan kapan saja waktu untuk belajar, sesuai dengan ketersediaan waktu masing-masing. Kalau si pembelajar telah mencapai tujuan pembelajaran, ia dapat menghentikannya. Sebaliknya, apabila si pembelajar masih memerlukan waktu untuk mengulangi kembali subjek pembelajarananya, dia bisa langsung mengulanginya tanpa tergantung pada pembelajar lain atau pengajar. Mengingat, materi pembelajaran disimpan dalam komputer, berarti materi itu mudah diperbarui sesuai dengan perkembangan iptek. Kaum pembelajar dapat menanyakan hal-hal yang kurang dipahami secara langsung kepada pengajar, sehingga keakuratan jawaban dapat terjamin.
2.      Membantu interaksi antara murid yang berada di daerah terpencil dan pengajar / instrukturnya dengan diadakannya pertemuan berkala;
3.      Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas untuk meningkatkan pemerataan pendidikan. Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru Tanah Air dengan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas, karena tidak memerlukan ruang kelas. Guru dan murid tidak perlu bertatap muka secara langsung dalam ruang kelas, karena yang digunakan adalah fasilitas komputer yang dihubungkan dengan internet atau intranet. Sehingga, dengan belajar seperti ini akan mengurangi biaya operasional pendidikan, seperti biaya pembangunan dan pemeliharaan gedung, transportasi, pemondokan, kertas, alat tulis dan sebagainya.
4.      Mengurangi angka putus sekolah atau putus kuliah.
5.      Meningkatkan prestasi belajar, khususnya bagi murid yang mengalami hambatan secara geografis karena jauh dari lokasi pembelajaran;
6.      Meningkatkan rasa percaya diri bagi peserta didiknya;
7.      Meningkatkan wawasan keilmuan yang tidak terbatas lagi oleh jarak, waktu, maupun usia. Pembelajar dapat memilih topik atau bahan ajar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing. Hal ini sangat baik karena dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Seperti diyakini kaum pendidik, bahwa pembelajar akan sangat efektif manakala sesuai dengan keinginan dan kebutuhan peserta didik.
8.      Mengatasi kekurangan tenaga pendidikan.

F.     Kelemahan Distance Learning, Simulation, Teleconference
Disamping adanya banyak manfaat yang diberikan oleh model belajar distance learning, ada juga kelemahan yang dimilikinya seperti berikut ini:
1.      Biaya infrastruktur yang mahal menyebabkan imbas pada biaya pendaftaran calon peserta didik yang juga menjadi mahal.
2.      Interaksi antara peserta didik dan pengajar terbatas. Kesulitan mendapat penjelasan pengajar/fasilitator yang sesegera mungkin apabila pelajar mendapatkan kesulitan.Pelajar harus menunggu pengajar untuk membuka internetnya.
3.      Sulitnya menerapkan pembelajaran jarak jauh berbasis TIK bagi daerah yang masih belum terjangkau listrik, atau belum tersentuh teknologi komputer sama sekali.
4.      Tingginya kemungkinan gangguan belajar. Karena sifat cara pendidikan jarak jauh ini merupakan belajar mandiri, sehingga kemungkinan terjadi gangguan selama belajar sangat mungkin, hal ini bergantung pada motivasi masing-masing pembelajar. Demikian pula dengan kemungkinan terhentinya program pembelajaran.
5.      Pemahaman pembelajar terhadap bahan ajar. Bisa saja terjadi kesalahan visi dan persepsi terhadap tujuan yang ditentukan. Si pembelajar merasa bahwa dia telah mencapai tujuan pembelajaran; sedangkan pengajar/fasilitator masih menganggap belum tercapai sepenuhnya. Tetapi, kesalahan visi dan persepsi ini dapat ditanggulangi, karena setiap akhir paket pembelajaran diadakan evaluasi dan refleksi.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dampak negatif dari Proses Distance Learning (Pembelajaran Jarak Jauh) sebagai berikut :
  1. Memberikan motovasi kepada pelajar agar memiliki rasa ingin tahu dan semangat belajar dengan cara memberikan tugas-tugas secara online,dengan bobot yang sesuai denga pelajar tersebut.
  2. Memberikan waktu kepada pelajar unuk bertanya apa yang kurang iya pahami dibantu dengan membuka Internet atau media informasi secara onine
  3. Dengan mengadakan Evaluasi dan Refleksi disetiap ahir paket pembelajaran

G.    Implikasi Pemanfaatan Proses Pembelajaran Distance Learning, Simulation, Teleconference dalam Pendidikan Kesehatan
Peraturan Pemerintah no. 32, 1996 dalam DinKes DKI th 2005, menyatakan bahwa tenaga kesehatan adalah  setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu  memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Dalam kategorinya tenaga kesehatan dibagi menjadi tenaga medis, perawat, paramedis, dan non medis.
Proses peningkatan pendidikan dan pengetahuan membutuhkan upaya yang sangat besar. Salah satu faktor yang menjadi kendala dalam peningkatan pendidikan dan pengetahuan adalah faktor tempat pendidikan. Tempat pendidikan umumnya terletak di kota besar, sedangkan secara geografis Indonesia merupakan kepulauan sehingga perawat dari daerah lain harus mengeluarkan biaya dan tenaga untuk menempuh pendidikan di  kota besar.
Distance learning bagi keperawatan sendiri tidak harus bersifat proses pembelajaran formal untuk mengambil gelar, namun distance learning bagi keperawatan harus diartikan lebih luas. Selain pada pendidikan formal, media  online learning juga dimanfaatkan untuk melaksanakan courses online, dan konsultasi on line (Indrajit,E 2004). Trend pelatihan dan kursus yang memanfaatkan media distance learning berbasis web dapat digunakan dalam tenaga keperawatan, sehingga tenaga keperawatan yang tersebar di berbagai tempat berkesempatan untuk memperoleh perkembangan ilmu secara cepat tanpa harus membuang biaya menuju ke pusat pelatihan.
Pelayanan konsultasi berbasis web dapat dilaksanakan jika ada permasalahan dari dunia pendidikan maupun masalah terkait pelayanan keperawatan. Melalui media ini diharapkan jika muncul permasalahan di rumah sakit atau di puskesmas tenaga keperawatan dapat  berkonsultasi dengan cepat kepada pakar keperawatan. Selain itu jika ada kasus baru yang menarik dari suatu rumah sakit atau komunitas beberapa institusi pendidikan juga dapat belajar dari kasus tersebut dalam waktu yang sama (Hariyati, 2004)
Peranan learning berbasis web juga dapat dimanfaatkan dalam mendapatkan sumber-sumber penelitian yang bermutu. Seorang peneliti dapat dengan mudah mencari studi literatur sebagai dasar dari penelitian yang akan dilaksanakan melalui internet. Selain itu melalui media ini seorang peneliti yang telah selesai melaksanakan penelitiannya dapat mempublikasikan hasil penelitiannya kepada masyarakat.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Distance learning” dikembangkan pertama kali di Amerika Serikat, Perancis, Jerman, dan Inggris pada pertengahan tahun 1800. Pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kategori yaitu sistem berbasis video dan sistem berbasis data. Distance learning merupakan suatu metode pembelajaran yang bersifat active learner, di mana setiap peserta didik harus secara mandiri dan aktif meningkatkan pengetahuan. Distance learning yang berbasis teknologi disarankan sebagai salah satu upaya peningkatan pengetahuan bagi tenaga perawat, tidak hanya untuk pendidikan formal, tetapi juga sebagai pusat pelatihan, pusat konsultasi, pusat riset, dan pusat sharing komunikasi antar perawat. Strategi manajemen pengelolaan yang baik serta persiapan infrastruktur yang matang perlu disiapkan dalam menyelenggarakan distance learning. Selain itu kemandirian dan keaktifan peserta didik sangat diperlukan dalam keberhasilan proses distance learning (HH).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar