Kamis, 14 Agustus 2014

HORMON ADH DAN ALDOSTERON

A.    Antidiuretic Hormon (ADH) atau Vasopresin disintesis dala neuron nucleus supraoptik hipotalamus yang berfungsi untuk meningkat permeabilitas tubulus kontortus distal dan tubulus pengumpul terhadap air sehingga mengakibatkan terjadinya reabsorpsi dan volume urine yang sedikit.
1.      Efek fisiologis
a.       Hormon antidiuretik (ADH) meningkatkan retensi urine. Hormon ini menurunkan volume air yang hilang dalam urine (antidiuresis) melalui peningkatan reabsorpsi airdari tubulus konvolusi distal dan duktus pengumpul di ginjal.
b.      ADH membantu meningkatkan tekanan darah dengan merangsang konstriksi pembuluh darah perifer.
2.      Kendali sekresi
a.      Peningkatan konsentrasi cairan tubuh atau penurunan volume darah menyebabkan sekresi ADH, yang bekerja di  ginjal bertambah besar.
b.      Penurunan konsentrasi cairan tubuh atau peningkata volume darah (misalnya, setelah minum air putih) menyebabkan inhibisi ADH sehingga volume air yang hilang melalui ginjal bertambah besar.
c.       Pelepasan ADH diinhibisi (menyebabkan kehilangan air) oleh alcohol dan kafein.
d.      Pelepasan ADH distimulasi (menyebabkan retensi air) oleh nyeri, kecemasan, dan trauma, serta oleh obat-obatan seperti nikotin, morfin, dan barbiturate.

3.      Sekresi abnormal ADH
a.      Hiposekresi mengakibatkan diabetes insipidus yang ditandai dengan rasa haus yang berlebih, juga produksi urine berlebihan. Hal ini terjadi karena adanya kerusakan pada hipotalamus atau lobus posterior atau karena kegagalan ginjal merespons ADH. Kondisi ini diatasi denga pemberian ADH dalam jumlah kecil.
b.      Hipersekresi kadang terjadi setelah hipotalamus mengalami cedera atau karena tumor. Hal ini mengakibatkan retensi air dalam cairan tubuh dan peningkatan volume darah.

4.      Sisi sintesis dan sekresi
ADH disintesis oleh badan sel saraf dalam nucleus supraoptik hipotalamus dan disimpan dalam serabut saraf hipofisis posterior. ADH kemudian dilepas sesuai impuls yang sampai pada serabut saraf.  ADH diproduksi untuk merespons stimulus osmotik dan nonosmotik yang sama yang menyebabkan sensasi haus.
5.      Stimulus pada sekresi ADH.
a)      Osmotik
1)      Neuron hipotalamus adalah osmoreseptor dan sensitive terhadap perubahan konsentrasi ion natrium, serta zat terlarut lain dalam cairan intraseluler yang menyelubunginya.
2)      Peningkatan osmolaritas plasma, seperti yang terjadi saat dehidrasi, menstimulasi osmoreseptor untuk mengirim impuls ke kelenjar hipofisis posterior agar melepas ADH. Air diabsorpsi kembali dari tubulus ginjal sehingga dihasilkan urine kental dengan volume sedikit.
3)      Penurunan osmoralitas plasma mengakibatkan berkurangnya ekresi ADH, berkurangan reabsorpsi air dari ginjal, dan produksi urine encer yang banyak.
b)      Volume dan tekanan darah.
Baroreseptor dalam pembuluh darah (di vena, atrium kanan dan kiri, pembuluh pulmonary, sinuskarotid, dan lengkung aorta) memantau volume darah dan tekanan darah. Penurunan volume dan tekanan darah meningkatkan sekresi ADH : peningkatan volume dan tekanan darah menurunkan sekresi ADH.
c)      Faktor lain.
Nyeri, kecemasan, olahraga, analgesic narkotik, dan barbiturate meningkatkan sekresi ADH. Alcohol menurunkan sekresi ADH.

B.     Aldosteron
Aldosterone adalah hormone steroid yang disekresi oleh sel-sel korteks kelenjar adrenal. Hormon ini bekerja pada tubulus distal dan duktus pengumpul untuk meningkatkan


Absorpsi aktif ion natrium dan sekresi aktif ion kalium.mekanisme renin- angiotensin-aldosteron, yang meningkatkan retensi air dan garam.

1 komentar: